Welcome to website HAIHATA TAZKIA

HAIHATA inilah kami, sebuah organisasi mahasiswa yang bergerak untuk belajar, menjaga serta melestarikan alam dan lingkungan sekitar. Dengan tekad sungguh-sungguh berusaha menjadikan sebuah organisasi yang beraqidahkan Al-Qur’an dan Hadist, dan mengembangkan organisasi ini menjadi lebih maju sesuai dengan visi dan misi Haihata.

Sekali lagi saya ucapkan selamat datang di blog HAIHATA Tazkia. Silahkan tinggalkan komentar baik kritik maupun saran.Terimakasih.

Minggu, 22 Mei 2016

Dulangan Emas di Sektor Perkebunan Sumatera Barat


          Sumatera Barat merupakan provinsi asri di pesisir pantai barat pulau Sumatera yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia. Provinsi ini memiliki beberapa gunung berapi, lembah, serta aliran sungai yang menjadikan tanahnya subur. Sumatera Barat juga memiliki banyak daerah yang bentangannya berupa rawa sebagai tampungan air dari hulu yang menjadi tempat berkumpulnya berbagai jenis ikan, pepohonan, serta tanaman obat-tobatan.

            Kelapa sawit merupakan salah satu komoditi pilihan penduduk desa Pinagar, Pasaman, Sumatera Barat. Tanah yang subur serta cocok untuk ditanami kelapa sawit, dan keuntungan yang menjanjikan menjadi salah satu alasan penduduk memilih jenis tanaman ini.

            Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin Elaeis Guineensis Jacq yang merupakan salah satu jenis tanaman yang sangat berpengaruh pada  sektor pertanian pada umumnya dan sektor perkebunan pada khususnya. Hal ini dikarenakan tidak sedikit wilayah yang maju karena berkebun sawit dan dinilai karena kelapa sawit dapat dijadikan sebagai kebutuhan pokok masyarakat seperti minyak nabati.

            Minyak nabati menjadi kebutuhan harian pokok bagi penduduk Indonesia dipandang dari berbagai kacamata ekonomi; mulai dari kuliner, kecantikan, kesehatan dan sebagainya. Melihat peluang yang cukup menggiurkan ini, penduduk desa Pinagar tidak menutup mata, akan tetapi turut berpatisipasi aktif untuk mengeksekusi bibit baru dari kelapa sawit agar menjadi tanaman yang produktif dan berguna hasilnya untuk menaikkan perekonomian masyarakat desa Pinagar

            Letak Desa Pinagar yang berlokasi di kaki gunung talamau menjadikan tanah di desa ini cukup subur untuk ditanami kelapa sawit. Oleh karena itu, agar pohon sawit yang ditanam berbuah dengan maksimal, petani mengirigasi sawit dengan air setiap hari dan dibuatkan parit kecil disekitar area pembibitannya. Bibit yang ditanam tidak boleh terlalu dalam penggalian tanahnya, agar bibit yang ditanam tumbuh menjadi bakal pohon yang sehat. Tunas kelapa sawit memiliki waktu 2 sampai 3 tahun hingga tumbuh menjadi tumbuhan kelapa sawit dewasa.

            Untuk mengetahui metode yang tepat dalam pembibitan serta perawatan dari kelapa sawit, dapat dilakukan menggunakan dua tahap pengerjaan. Pertama, “Metode pembibitan satu tahap” yang berarti bibit kelapa sawit ditanam pada poly bag yang berukuran besar atau secara langsung dilakukan pembibitan utama. Untuk tahapan kedua, disebut “Metode pembibitan dua tahap” yaitu bibit ditanam pada poly bag kecil sebagai tahapan awal. Setelah bibit menjadi tunas, bibit tersebut dipindahkan pada poly bag yang berukuran besar. Pada setiap metode yang digunakasn, memiliki keuntungan masing-masing. Keuntungan dari metode satu tahap yaitu lebih hemat dalam pembiayaan karena tidak harus membeli 2 jenis poly bag yang berukuran berbeda, sedangkan untuk penggunaaan metode dua tahap lebih efisien dalam pemanfaatan lahan yang digunakan. 

Agar bibit tumbuh dengan baik, tumbuhan lain seperti rumput yang tumbuh di poly bag secara rutin dibersihkan dengan mekanisme manual. Selain pembersihan secara teratur, penyiraman juga dilakukan sesuai tempo yang telah ditentukan yakni pada pagi hari pukul 06.00 - 10.30 dan sore hari dimulai pukul 15.00 hingga selesai. Volume air yang disiramkan untuk sawit adalah 0,25 sampai dengan 0,5 liter per bibit.

            Kelapa sawit yang dikelola oleh penduduk desa Pinagar memiliki 3 - 5 buah untuk setiap pohon yang telah menghasilkan. Bobot dari masingmasing buah pun bervariasi, mulai dari 40 kilogram hingga 60 kilogram yang dijual dengan harga Rp 1000/kg. Sehingga, untuk sekali panen yang dilakukan setiap 2 minggu sekali, satu pohon kelapa sawit menghasilkan 300 kilogram buah kelapa sawit murni yang akan diolah langsung oleh pabrik kemudian dijadikan sebagai bahan utama pembuatan  minyak dari kelapa sawit.

            Petani kelapa sawit mengumpulkan buah kelapa sawit yang sudah dipanen di satu tempat yang telah dipersiapkan. Buah yang sudah dipanen nantinya akan diangkut oleh pengepul yang sudah bekerja sama sebelumnya dengan para petani untuk kembali ditimbang dan diangkut lalu didistribusikan kembali ke pabrik - pabrik yang telah memesan pada pengepul tersebut. Disinilah terjadi adanya tawar menawar hingga menemukan harga yang akan ditetapkan sebagai pelepas buah sawit ketangan pengepul.

            Melihat urgensi dari kelapa sawit dewasa ini dan masa yang akan mendatang disorot dari kacamata kebutuhan penduduk Indonesia yang terus meningkat, maka perlu dipikirkan usaha peningkatan kualitas dan kuantitas produksi kelapa sawit secara tepat dan signifikan agar sasaran yang diinginkan dapat tercapai. Salah satu diantaranya adalah pengendalian hama dan penyakit yang menjadi kendala bagi petani sawit dalam pengelolaan kelapa sawit itu sendiri.

Beberapa jenis hama dan penyakit pada kelapa sawit inilah yang mempengaruhi tingkat mobilitas dari perekonomian penduduk desa Pinagar. Pengetahuan penduduk  desa yang tidak berlatar belakang akademisi sesuai pada bidang pertanian, menjadikan mayoritas penduduk desa menangani permasalahan hama ini dengan cara yang tradisional yatu membubuhkan pestisida sebagai penghalau dari hama perusak tanaman.

Petani sawit harus memperhatikan serangan hama dan penyakit tumbuhan lain yang akan merusak sawit. Serangan hama atau penyakit lain pada saat bibit masih berada dalam poly bag dapat diberantas dengan diambil  menggunakan tangan. Serangan penyakit yang berasal dari sejenis jamur dapat dikendalikan dengan fungisida yang banyak dijual di pasaran, seperti Dithane, Sevin, dan Anthio dengan dosis sesuai yang dianjurkan.

            Sangat disayangkan apabila pemerintah kurang memperhatikan sektor kelapa sawit dan tidak memberikan dukungan mengenai permasalahan ini. Selain menjadi penyerap tenaga kerja serta wadah yang berpotensi besar untuk pendulang rezeki bagi penduduk di sekitarnya, kelapa sawit juga dapat menjadi sumber pendapatan yang besar dalam pembagunan perekonomian Indonesia. Karena tanaman kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat menjadi andalan di masa depan disebabkan oleh kegunaannya bagi kebutuhan manusia.

                Produksi minyak sawit dunia didominasi oleh Indonesia dan Malaysia. Kedua Negara ini secara total menghasilkan sekitar 85 - 90% dari total produksi minyak sawit dunia. Pada saat ini, Indonesia adalah produsen dan eksportir minyak sawit yang terbesar di seluruh dunia. Hal ini dapat dilihat dari tabel berikut ini:

Ekspektasi  Produksi Minyak Kelapa Sawit 2014:

 1. Indonesia
33,000,000
 2. Malaysia
19,800,000
 3. Thailand
2,000,000
 4. Kolombia
1,108,000
 5. Nigeria
930,000


Produksi dan Ekspor Minyak Kelapa Sawit Indonesia:

 
 2008
 2009
 2010
 2011
 2012
 2013
 2014
 2015
  2016
Produksi
(juta ton)
  19.2
  19.4
  21.8
  23.5
 26.5
  30.0
  31.5
  32.5
  32.0¹
Export
(juta ton)
  15.1
  17.1
  17.1
  17.6
 18.2
  22.4
  21.7
  26.4
  27.0¹
Export
(dollar AS)
  15.6
  10.0
  16.4
  20.2
 21.6
  20.6
  21.1
  18.6
  18.6¹

¹ menunjukkan prognosis
Sumber: Indonesian Palm Oil Producers Association (Gapki) & Indonesian Ministry of Agriculture (http://www.Indonesia-investments.com/id/bisnis/komoditas/minyak-sawit/item166)

                Dapat dilihat dari kedua data tersebut bahwa kelapa sawit sangat menguntungkan bagi prekonomian Indonesia dinilai dari besarnya produksi kelapa sawit dan ekspor ke negara negara lain, kelapa sawit sangat membantu perkebunan Indonesia dengan mensejahterakan masyarakat Indonesia pada umumnya dan masyarakat perkebunan kelapa sawit pada khususnya. Memperhatikan hal  diatas, enggan rasanya masyarakat desa Pinagar berpindah alih pada sektor prekonomian lainnya.           

Oleh karena itu, dukungan lebih dari pemerintah untuk sektor perkebunan kelapa sawit bukan hanya akan membangun desa kecil pembudidaya tanaman ini, akan tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan daerah tersebut. (Tim Pengembaraan Divisi Gunung Hutan Haihata 2016)

 

komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Top WordPress Themes